
SUMSEL PEDIA – LAHAT – Wakil Bupati Lahat Widia Ningsih SH., MH didapingi Ketua TP-PKK Lahat Ir. Sri Meliana membuka Musrembang Perempuan dan Kelompok Rentan yang betema Perencanaan Pembangunan Derah Yang Berprespektif ( GEDSI ) Gender Equality, Disability, and Social Inclusion” (Kesetaraan Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial) bertempat di Gedung Juang Muhammadiyah Kelurahan Kota Baru Lahat, Kamis (20/3/2025).
Dalam laporannya ketua yayasan Aisyiyah Lahat dr. Laela Cholik hari ini kegiatan kita adalah musrembang perempuan dan kelompok rentan jadi ini adalah kegiatan selendang yang kedua kemarin kita sudah melaksanakan musrenbang perempuan dan kelompok rentan.
Yang pertama dengan memberikan kertas kerja kepada Kepala Bappeda untuk disondingkan kepada seluruh dinas instansi terkait apa-apa yang kita bicarakan di dalam forum musrembang ini, kegiatan ini adalah bagian dari kegiatan program inklusi yaitu program kerjasama kemitraan Indonesia Australia yang Alhamdulillah syukur dari delapan negara yang ditunjuk oleh pemerintah Australia adalah salah satu yang diberi amanah untuk melaksanakan kegiatan ini kemudian dari seluruh Indonesia ada 10 daerah yang ditunjuk.
Wakil Bupati Lahat Widia Ningsih dalam sambutannya merasa bahagia sekali bisa bersama ibu-ibu yang ada di dalam forum ini dan mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Aisyiyah dan juga Muhammadiyah sebagai mitra membantu pemerintah jadi peran Muhammadiyah maupun Aisyiyah.
Lanjutnya, ini luar biasa tidak hanya di pendidikan tapi juga masalah sosial mereka membantu pemerintah dalam menuntaskan masalah-masalah yang ada di Kabupaten Lahat. Muhammadiyah hadir sebelum hadirnya pendidikan di Indonesia jadi memang peran Muhammadiyah luar biasa terutama di bidang pendidikan.
Senada dengan sambutan Ketua TP-KKK Lahat Ir. Sri Meliana perempuan berarti ketika kita dimasukan pada kelompok rentan maka kita yang hadir hari ini belum berhasil mengajak kawan-kawan kita menjadi seperti perempuan yang kita harapkan.
Kilas balik lagi mari kita pikirkan kembali apa yang terjadi dengan kita saat ini mengapa masih banyak perempuan yang rentan, dan masih banyak pernikahan dini kenapa diserahkan perempuan kenapa yang lain-lain harus perempuan, karena perempuan memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh laki-laki sejak lahir dititipkan rahim kepada perempuan bukan karena kita maha kuat tapi karena kita maha pengasih maha penyayang.
Lanjuitnya, kalau perempuan itu rentan kira-kira kesalahan ada di mana kalau sampai yang mulia yang diinginkan itu tadi menjadi rentan kesalahan ada di mana, anda sukses itu bapak-bapak dan ibu-ibu adalah kemampuan kita mengajak pihak-pihak lain untuk bersetara dengan kita, kalau baru sukses sendiri belum kita sebut sukses.
Tapi ketika berhasil mengajak kawan-kawan lain menjadi enak juga istilahnya maka itu kita bisa disebut sukses. Kita berkata pada kejadian-kejadian lalu dalam pembicaraan non formal saya bahagia di lahat sudah ada Perda yang berpihak kepada perempuan disabilitas mungkin dan lain-lain tapi perda-perda itu tidak ada artinya ketika kita tidak menuntut Perda itu dilaksanakan.
Kita harus menuntut tidak bisa diam-diam saja yang bisa menuntut itu DPRD anggota DPRD mereka buat mereka serahkan kepada pemerintah daerah dan pemerintah daerah wajib menjalankannya pada situasi yang bisa mereka lakukan tentu tidak sempurna semua yang diperdakan semua yang diperlukan yang diundang-undangkan seketika bisa dilakukan. (*)