
Lahat – Meneruskan program sebelumnya yang dimulai pada tahun 2020 yang lalu, Yayasan pebabulu dari Jakarta menggali informasi terkait peluang ekonomi hasil kawasan hutan dan perkebunan di desa Singapure kecamatan Kota Agung Kabupaten Lahat provinsi Sumatera Selatan.
Salah satu info yang berhasil digali oleh petugas yayasan penabulu yaitu pengolahan kopi petik merah desa Singapure, dimana kopi jenis robusta yang dihasilkan adalah hasil Lahan petani di kaki-kaki bukit. besarnya peluang peningkatan luasan Lahan hingga pemerintah desa Singapure berhasil mendapatkan izin Hutan ke masyarakat (HKM) dari pemerintah.
Hasil komoditas kopi diolah melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), sejak tahun 2020 pemasaran kopi petik Merah singapure berhasil menembus pasar Lokal hingga keluar daerah, geliat ekonomi masyarakat desa pun meningkat, Kamis (07/03/2024).
Dalam dealog dengan Petugas yayasan Penabulu Arsito Hasan Kepala Desa Singapure kecamatan Kota Agung mengatakan,”berdirinya Bundes desa Singapure khususnya pengolahan kopi petik merah. itu diawali adanya program pendampingan kelompok petani kopi oleh tim yayasan Penabulu pada tahun 2020. para petani banyak mendapatkan pengetahuan tata kelola tanaman kopi, mulai pemilihan biji kopi terbaik, pengolahan lahan rama lingkungan, perawatan, petik merah hingga terciptanya bubuk kopi petik merah,”papar Arsito.
“Untuk mendukung pengolahan biji kopi petik merah pemerintah desa Singapure menggelontorkan Dana desa senilai Rp.350.000.000 untuk membangun infrastruktur Bumdes. pemberdayaan petugas Bumdes, penyediaan Kantor, belanja modal hingga berhasil menjual produk serbuk biji kopi siap seduh dan berhasil masuk dunia pasar lokal hingga keluar daerah,”imbuh Arsito.
Dikatakan Arsito, Untuk desa Singapure mendapatkan izin pengolahan Lahan Hutan kemasyarakatan sejumlah 1.722 hektar dikawasan bukit Jambul gunung patah. dimana area kawasan ini statusnya hutan Negara. adapun wilayah mendapat izin pengolahan Hutan Kemasyarakatan meliputi, Desa Singapure 2 kelompok, Tunggul Bute 1 kelompok dan desa Pengentaan 1 kelompok dengan masa izin 35 tahun,”papar kades Singapure.
Dengan adanya Bumdes sangat membantu masyarakat dengan terutama ketersediaan pupuk, racun hama dan pembelian biji kopi dari petani dijual ke bumdes. seperti 100 kg pupuk dijual diharga 390.000/dibayar setelah panen. petugas Bumdes 3 orang, 2 perempuan dan satu laki-laki.
Layanan Bumdes meliputi, Pembelian buah kopi petik merah dengan harga pembelian Rp.4.000/kg. puji syukur Bumdes telah berperan untuk peningkatan ekonomi dan berhasil menambah pendapatan asli desa (PAD) setiap tahunnya,”tutup Kades Singapure Arsito Hasan.
Adi Nugroho petugas Yayasan Penabulu menyampaikan bahwa kunjungan ke desa Singapure dalam rangka menggali informasi potensi Alam dan Progres Bumdes desa Singapure.
“Harapannya akan banyak informasi yang bisa digali dan menjadi desa percontohan dalam pengelolaan potensi ekonomi desa,” ungkap Adi Nungroho.
Pelaksanaan kunjungan yayasan Penabulu disambut antusias oleh pemerintah desa Singapure dan masyarakat. Tim/Saplin Yunike
Red