Sumselpedia.co.id || Lubuklinggau – Penjabat (Pj) Wali Kota Lubuklinggau, H Trisko Defriyansa menghadiri acara sedekah rame dalam rangka HUT ke-22 Kota Lubuklinggau tahun 2023 di Jln. Padat Karya Batu Urip Dalam RT. 01 Kelurahan Batu Urip, Kecamatan Lubuklinggau Utara II, Senin (16/10/2023).
Dalam sambutannya, H Trisko Defriyansa merasa bersyukur karena acaranya sangat meriah. Kegiatan ini termasuk salah satu agenda HUT ke-22 Kota Lubuklinggau dalam kerangka silaturahmi yang mengandung makna bahwa warga kelurahan Batu Urip selalu menjaga kekompakan dan kerukunan.
“Saya berharap. semoga kedepan kegiatan ini diadakan secara berkesinambungan,” tandasnya.
Lebih lanjut Trisko mengungkapkan Lubuklinggau adalah kota pelestarian budaya bukan benda. Di Lubuklinggau terdapat berbagai macam budaya, mulai dari tari-tarian hingga pencak silat kuntau (seni bela diri).
Dahulu orang kuntau dilaksanakan diatas biduk (perahu). Nah kedepan usahakan kuntau ini diadakan diatas biduk.
Atas nama Pemkot Lubuklinggau, dirinya memberikan apresiasi, terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak terutama jajaran Kelurahan Batu Urip atas terlaksananya kegiatan ini.
Di Kota Lubuklinggau lanjut Trisko, memiliki berbagai macam suku, mulai dari Melayu, Jawa, Batak, Minang, Komering, Lahat, serta suku asli Kota Lubuklinggau.
Demikian pula dengan agama, di Kota Lubuklinggau terdapat beberapa agama, diantaranya Islam, Kristen, Katolik, Konghucu, Hindu dan Budha.
“Meski beragam suku dan agama, namun Kota Lubuklinggau mampu menjaga zero konflik dalam lingkaran persaudaraan,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Trisko juga menginformasikan bahwa Pj Gubernur Sumsel, Agus Fatoni akan hadir di Kota Lubuklinggau dalam rangka HUT ke-22 Kota Lubuklinggau yang acara puncaknya pada Selasa (17/10/2023).
Sementara itu, Staf Ahli Bidang Pemerintahan Hukum dan Politik Setda Provinsi Sumsel, Drs H Khoimudin SH, MM dalam sambutannya menyampaikan salam hormat dari Pj Gubernur Sumsel, Agus Fatoni.
Sebagaimana dimaklumi kata Khoimudin, Kota Lubuklinggau tidak memiliki pertambangan atau perkebunan. Lubuklinggau hanya mengandalkan sektor jasa. Oleh karena itu, masyarakatnya harus bersikap ramah kepada siapa saja yang datang berkunjung dengan nilai-nilai wisatanya.
Sedekah rame adalah kearifan lokal yang harus dilindungi bersama-sama baik oleh Pemkot Lubuklinggau maupun Pemprov Sumsel ditengah era moderenisasi.
Gubernur Sumsel berpesan agar Pemkot Lubuklinggau harus selalu bersinergi dengan Pemprov Sumsel, maupun pemerintah pusat, BUMN, BUMD serta pihak swasta dalam upaya membangun Kota Lubuklinggau yang saat ini sudah sangat luar biasa.
Tidak ada kota maupun kabupaten di Provinsi Sumsel di luar Kota Palembang yang memiliki bandara seperti di Kota Lubuklinggau. Hotel berbintang 3 dan 4 juga sudah banyak di Kota Lubuklinggau.
Ini termasuk modal utama sebagai kota jasa, maka dari itu pelayanan publik dari pemerintah maupun masyarakat harus tetap terjaga dengan baik kepada siapapun yang berkunjung.
Atas nama Pemprov Sumsel, dirinya memberikan apresiasi setinggi-tingginya terhadap apa yang telah dilaksanakan oleh Pemkot Lubuklinggau khususnya kepada tokoh adat dan tokoh masyarakat Kelurahan Batu Urip.
Acara diisi dengan penampilan seni tradisional, ritual sedekah rame, pembacaan sejarah, pembacaan mantra sedekah rame, penyucian benda pusaka dan pelepasan perahu jong sedekah rame.
Ikut hadir Pj Sekda, H Tamri, Kapolres Lubuklinggau, AKBP Indra Arya Yudha, Dandim 0406 Lubuklinggau, Letkol Kunto Adi Setiawan, Kajari Lubuklinggau, Riyadi Bayu Kristianto, Ketua Pemangku Adat Kota Lubuklinggau, HA Rahman Sani, Staf Ahli, Asisten dan kepala OPD dilingkungan Pemkot Lubuklinggau. (*).